Short Story Begin Again (Part 3)

Post a Comment

 

PART 3

Malam ini cukup cerah. Bulan purnama yang menyinari kota Jakarta terasa indah. Dengan taburan bintang dan gedung tinggi di sekelilingnya. Melihat lalu lintas yang cukup tenang malam ini, tidak sepadat hari biasanya. Tapi tumben sekali? Bukankah ini malam minggu? Seharusnya lalu lintas akan lebih padat malam ini. Tapi entahlah, malam minggu atau malam apapun itu tidak akan penting baginya.

Alden menatap lurus ke luar jendela taxi yang ia tumpangi. Kemarin malam baru saja ia turun dari pesawatnya dari Yogyakarta ke Jakarta. Ia tersenyum tiba-tiba. Ia mengoreksi ingatannya. Tapi apa mungkin?

Tinnnn.. Tinnn ..

Suara klakson taxinya membuyarkan senyumnya karna sekarang badannya hampir saja terlempar ke depan. "Ada apa pak?" tanyanya kaget dengan mata yang terbelalak.

"Maaf mas, tadi ada bajaj yang kebut-kebutan." jawab si supir taxi dengan menundukkan kepalanya tanda meminta maaf. Lalu melanjutkan kemudinya.

"Oh begitu." Alden menjawab singkat. Dasar kota Jakarta. Kota yang penuh dengan seribu satu macam kendaraan. "Tadi Mas bilang Caffe apa ya?" Supir taxi itu menoleh ke belakang. "Caffe Siwonhada di daerah ..." Alden ragu sejenak. Lalu ia mengutak-atik  BlackBerry messenger nya. Sepertinya tadi temannya bilang di daerah Palmerah, atau mungkin Palang Merah? "Di Palmerah pak." Jawabnya tegas. Ternyata benar Palmerah.

Sepuluh menit berlalu akhirnya Alden sampai di depan cafe itu. Ternyata sesuai dengan namanya. Caffe itu bertemakan ala-ala Korea. Kenapa ditempat seperti ini? Jangan-jangan selera temannya sudah ngaco. Ia tertawa geli dalam hati. Setelah membayar ongkos taxi nya, Alden langsung masuk ke dalam cafe tersebut.

Beberapa sofa empuk berwarna cokelat, pohon bonsai  kecil di dekat jendela kaca yang besar, lalu kasir tempat membayar sekaligus tempat memesan makanan. Tapi makanan apa? Alden sedang tidak ingin makanan luar negeri. Ia sedang membayangkan dirinya makan ketoprak atau mie tek-tek.

Ia melihat lagi ke sekeliling, tapi batang hidung temannya masih belum terlihat. Apa benar ini cafenya? Ia hanya melihat dua orang gadis sedang tertawa, lalu satu keluarga kecil (ayah,Ibu,dan dua orang anak perempuan), juga sepasang kekasih yang sedang lahap memakan donat pesanan mereka.

Ping!

"Kau dimana? Aku sudah di Caffe Siwonhada. "

Ia duduk di kursi kecil yang ada di samping pintu kaca sembari mengetik pesan kepada temannya. Keningnya berkerut, jangan-jangan salah tempat.

"Oh. Kau sudah sampai? Sebentar aku sedang di kamar mandi."

Matanya melebar melihat balasan pesan yang ia terima. Apa???

_______________

Hiyaaaaa, udah habis gaisss! OMG OMG OMG Harus gimana ni? I have no idea mau ngelanjutin ceritanya hahahahaha, sepertinya aku perlu membaca novel lagi supaya bisa berimajinasi seperti 7 tahun yang lalu <3

Thanks for reading, nantikan Part selanjutnya .. semoga bisa aku lanjutkan hihi

Related Posts

Post a Comment